Info worlcup 2022 Berita Terkini situs 100% cepmek|sbobet|on88id

Slide

Landscape

Digempur Dua Pekan, Mengapa Marawi Tidak Kunjung Dikuasai?

Digempur Dua Pekan, Mengapa Marawi Tidak Kunjung Dikuasai?
Para prajurit Filipina membantu warga yang meninggalkan kota Marawi, Mindanao akibat baku tembak dengan kelompok militan.

www.777win.com

Situs Judi Online Terpercaya - Upaya menguasai kembali sepenuhnya Kota Marawi, Filipina, dari kelompok militan yang setia kepada grup teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), sudah berlangsung dua pekan.

Militer Filipina mengerahkan tentara di darat, dibantu dengan serangan udara. Amerika Serikat juga sudah mengirim bantuan persenjataan berupa ratusan senapan mesin dan peluncur granat bagi tentara Filipina.

Meski sebagian besar Marawi sudah berada di tangan tentara pasukan pemerintah, masih adakah kawasan yang dikuasai kelompok militan itu. Apa yang menyebabkan militer Filipina belum berhasil sepenuhnya  mengusir milisi?

Militan Filipina mengakui bertempur melawan milisi di wilayah perkotaan ternyata jauh lebih sulit dari yang diperkirakan. "Kondisi lapangan di Marawi sangat berbeda, jadi kami harus melakukan sejumlah penyesuaian, ini adalah pertempuran kota," kata Mayor Rowan Rimas, anggota marinir Filipina, kepada wartawan BBC di Marawi.

Tadinya, jumlah milisi yang beroperasi di Marawi diperkirakan puluhan, namun setelah pecah pertempuran pada akhir Mei, para pejabat militer yakin jumlah mereka mencapai ratusan.

Milisi tidak hanya berasal dari Marawi, tapi juga dari etnik Tausug dan Yakan di Kepulauan Sulu, yang juga dikenal sebagai basis kelompok militan Abu Sayyaf.

Informasi bergabungnya militan dari etnik Tausug dan Yakan disampaikan Norodin Alonto Lucman, pemuka Muslim Marawi yang membantu menyelamatkan tidak kurang dari 70 warga Kristen saat penggeledahan milisi.

Kemampuan kelompok militan merekrut anak-anak muda dikatakan seperti 'tukang sihir'. Fakta ini membuktikan sudah ada aliansi antara kelompok-kelompok di Mindanao dan Sulu yang semuanya sudah mengikrarkan sumpah setia ke kelompok ISIS.

Pemimpin milisi di Marawi adalah Isnilon Hapilon yang juga adalah panglima militer Abu Sayyaf. Namun faktor utama di balik kekuatan milisi di Marawi adalah Maute bersaudara, anggota klan Maranao yang mengenyam pendidikan di Timur Tengah.

Omar Solitario, mantan milisi Moro yang sekarang menjadi politikus dan pebisnis di Marawi mengatakan kelompok militan sangat pintar merekrut anak-anak muda. "Cara mereka merekrut anak-anak muda seperti tukang sihir," kata Omar Solitario.

"Mereka mencoba mengifiltrasi sekolah-sekolah terbaik. Gerakan mereka seperti virus, anda tidak bisa menghentikannya hanya dengan senjata," kata dia. Baik Norodin Alonto Lucman atau Omar Solitario memiliki hubungan keluarga dengan Maute bersaudara dan keduanya diminta Pemerintah Filipina untuk menjadi mediator, namun milisi pimpinan Maute tidak tertarik berdialog.

Warga yang berhasil meninggalkan daerah pertempurang ditampung di kantor-kantor pemerintah di pinggiran Marawi. Bagi anak-anak muda yang menjadi anggota kelompok militan, generasi lama yang berhasil meneken perjanjian damai dengan pemerintah dianggap terlalu lunak dan 'tidak teguh memegang perjuangan'.

Generasi baru yang frustasi ini memilih jalan berbeda, jalan yang lebih keras. Norodin Alonto Lucman bertemu dengan anak-anak muda ini dan meminta mereka menghentikan perjuangan dengan imbalan akan dilindungi oleh komunitas Muslim di Marawi.

"Mereka menjawab, mereka ingin jihad. Mereka ingin mati. Mendengar jawaban ini saya berkesimpulan tidak ada lagi yang bisa saya lakukan," kata Norodin Alonto Lucman. Jawaban itu mengisyaratkan kondisi mental yang membuat para milisi tidak mudah menyerah dan akan melawan hingga mati.

Diluar itu, milisi menerapkan taktik menempatkan penembak jitu di berbagai gedung yang mereka kuasai di Marawi. Kantor berita Reuters memberitakan bahwa dari sisi logistik, milisi sudah menimbun senjata dan makanan yang membantu mereka bisa bertahan lebih lama.

Warga sipil yang terjebak di wilayah yang dikuasai milisi membuat militer enggan untuk melancarkan serangan besar-besaran untuk menumpas mereka. Hal-hal itu semua membuat pertempuran di Marawi belum bisa dirampungkan, setidaknya hingga beberapa hari mendatang.


Dapatkan Bonus 100% member baru https://goo.gl/iSOhLY
http://www.777win.com/#/

Posting Komentar

[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget