"Sikap represif ini mengingatkan kegelapan rezim Orde Baru. Jangan sampai rezim sekarang dicap sebagai rezim Neo Orba karena ulah kepolisian," kata Andre melalui keterangannya, Senin, 26 Desember 2016.
Andre menyebut, langkah represif kepolisian yang terus memanggil umat muslim ini hanya akan membangkitkan perlawanan rakyat, khususnya umat Islam. Oleh karena itu, dia meminta agar Jokowi menghentikannya. "Hentikanlah sikap represif kepolisian," katanya.
Andre berpendapat bahwa apa yang dilakukan polisi ini sangat berbeda dengan pernyataan dan arahan yang disampaikan Jokowi, yaitu mengimbau semua pihak menjaga kesejukan, menahan diri, dan menghormati sesama meski berbeda pendapat. Sejauh ini, lanjut dia, umat Islam sudah berlaku santun. Hal itu dibuktikan dengan 7 juta orang yang tumpah dalam Aksi Super Damai. "Umat Islam menunjukkan diri taat konstitusi," ujarnya.
Dia pun berharap Presiden menegur Polri. Selanjutnya menghentikan aksi pemanggilan peserta dan pendukung Aksi 212 demi kebaikan pemerintah dan juga bangsa Indonesia.
Kepolisian terus memeriksa peserta dan pendukung Aksi Bela Islam 2 Desember 2016. Salah satunya adalah Angga Vircansa Chairul yang rencananya akan diperiksa pada 28 Desember mendatang.
Angga merupakan pengelola bus dari Ranah Minang, PO NPM Mananti. Dia akan diperiksa terkait kasus dugaan makar, sebagaimana merujuk isi Surat Panggilan Nomor S.Pgl./23174/XII/Ditreskrimum.
Posting Komentar