Info worlcup 2022 Berita Terkini situs 100% cepmek|sbobet|on88id

Slide

Landscape

Diminta mundur, Ruhut malah sebut Ibas seperti tukang parkir


Agen judi online - Partai Demokrat secara resmi mengusung duet Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu membangun poros Cikeas bersama PKB, PAN, dan PPP.

Diusungnya putra sulung SBY ini tak diamini oleh semua kader Partai Demokrat. Ruhut Sitompul misalnya, menganggap Agus Yudhoyono bukan kader Partai Demokrat. Ruhut malah mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI Jakarta 2017.

Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) geram melihat aksi Ruhut yang tidak mendukung keputusan yang telah diambil Demokrat. Dia mempersilakan Ruhut untuk mundur bila tetap ngotot membangkang keputusan partai.

"Tetapi ketika keputusan berjenjang, akuntabel, transparan sudah diambil, maka sejak itulah semua kader harus berjuang bersama, bersatu untuk mensukseskan keputusan tersebut, begitulah etika politiknya," kata Ibas, Jakarta, Rabu (28/9).

Ibas yang juga Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPP Demokrat ini yakin Ruhut masih menyimpan rasa cintanya terhadap partai. Putra SBY ini menganggap wajar kader berpendapat lain jika keputusan politik belum diambil oleh internal partai.

"Saya yakin kecintaan saudara Ruhut yang telah berjuang dan menjadi bagian dalam membesarkan Partai Demokrat tidak pernah pudar pada partai yang disayanginya," jelasnya.

Tak terima diminta mundur, Ruhut Sitompul malah melawan dan menyentil Ibas. Ruhut mengibaratkan Ibas seperti tukang parkir.



"Aku hanya bilang, di mana negara ini apalagi partai politik mau maju kalau cara berfikir tokohnya seperti tukang parkir. Karena hanya pekerjaan tukang parkir lah yang mengatakan mundur-mundur, kiri-kiri kanan, setop, gopek bang. Iya (Ibas) kayak tukang parkir," kata Ruhut.

Atas desakan Ibas, Ruhut menegaskan, tidak akan mundur dari Demokrat atau pindah ke parpol lain. Anggota komisi III ini menyebut Demokrat adalah partai pertama dan terakhirnya.

Ruhut sesumbar Demokrat tak berani memecatnya karena dia adalah kader terbaik. Dicontohkannya, saat Pilpres 2014 lalu, Ruhut mendukung Joko Widodo dan berbeda pandangan dengan partainya yang mendukung Prabowo. Tetapi, dia terlepas dari sanksi pemecatan.

Bukti lain, klaim Ruhut, SBY memberikan jabatan-jabatan strategis di partai, yakni juru bicara dan koordinator Polhukam. Terbaru, saat Ruhut dicopot dari juru bicara, posisi tersebut malah diambil alih langsung oleh SBY.

Menurut Ruhut, hal itu membuktikan tidak ada kader yang mampu menempati posisi dirinya di Partai Demokrat. Adanya desakan mundur, lanjut Ruhut, karena ada penjilat-penjilat di Partai Demokrat.

"Contohnya, Pilpres 2014, partai dukung Prabowo, aku Jokowi, Jokowi menang. Udah itu Kongres di Surabaya, aku jadi jubir dan jadi Polhukam. Tapi karena penjilat-penjilat ini minta Ruhut jangan jadi pembicara, yang gantiin aku siapa, ya Pak SBY. Artinya Pak SBY, kalian minta gantikan Ruhut, apa kalian mampu enggak jadi koordinator," klaimnya.

Ruhut mengklaim jika Demokrat berani memecatnya, maka dipastikan Ahok akan menang. Sebab, Ruhut mengaku akan ikut serta menjadi juru kampanye Ahok.

"Jadi, kenapa mereka mengatakan demikian, karena mereka enggak berani mecat aku. Karena kalau mereka pecat aku, Ahok bisa kebayang kalau Ahok menang, partainya selesai enggak 2019. Pak SBY saja enggak mau pecat Ruhut. Karena dia tahu Ruhut kader yang enggak ada tandingannya di Demokrat," tutupnya.

Labels:

Posting Komentar

[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget