Info worlcup 2022 Berita Terkini situs 100% cepmek|sbobet|on88id

Slide

Landscape

Sakit Hati Sering Dibully, Jleb... Teman pun Dibunuh


BANDARLAMPUNG (Agen judi online) - Jajaran Satreskrim Polresta Bandarlampung akhirnya berhasil membekuk Fery, 21, Sabtu (24/9) pagi. Warga Rajabasa, Bandarlampung, diduga membunuh Apriyadi alias Wawan Tonggos, rekannya sesama pengamen. 

Kapolresta Bandarlampung Kombespol Hari Nugroho mengatakan, pembunuhan tersebut terjadi di lapangan Merah, Enggal, Jumat malam (23/9). Fery menusuk dada Apriyadi dengan sebilah pisau. 

Sebelum kejadian, Fery, Apriyadi dan rekannya yang lain minum-minuman keras di kawasan tersebut. ”Saat tersangka hendak pulang, korban memaksanya tetap tinggal. Sempat terjadi cekcok,” kata Hari Nugroho seperti diberitakan Radar Lampung (Jawa Pos Group) hari ini (27/9). 

Fery akhirnya tetap tinggal. Namun Apriyadi dan rekan-rekannya mengejek Fery. Lantaran kesal, Fery pergi dan meminjam pisau dari seorang penjual nasi goreng. 

Ia kemudian kembali dan menusuk dada Apriyadi. Pemuda itu tewas dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSUDAM). 

”Tersangka kita tangkap saat nongkrong bersama rekannya di kawasan Pasar Tengah, Tanjungkarang Pusat,” sebut Hari. 

Dalam penangkapan tersebut, polisi menembak kaki kanan Fery karena berupaya melawan. 


Sementara Fery mengaku membunuh Apriyadi lantaran sakit hati. Pemuda yang mempunyai nama panggilan Iwan alias Andri ini menyatakan kerap di-bully menggunakan kata-kata.

”Kalo nongkrong, dia (Apriyadi, Red) sama kawannya sering mengejek saya,” kata Fery. Namun ia tidak menjelaskan secara rinci ejekan yang kerap ia terima. 

Pemuda yang sehari-hari menjadi pengamen ini mengaku mengenal Apriyadi sejak setahun terakhir. ”Waktu kejadian, sebenarnya saya mau pulang. Sebab anak istri saya sudah menunggu. Tapi dia (Apriyadi, Red) terus melarang,” ujarnya. 

Menurut Fery, ia dipaksa duduk dan diejek. ”Pisau yang saya gunakan untuk nusuk dia, saya pinjam dengan alasan buat memotong tali sepatu,” sebut dia. 

Usai menusuk Apriyadi, Fery pulang ke rumahnya dengan menumpang angkutan umum. Menurut Fery, ia menceritakan peristiwa tersebut kepada istrinya. 

Fery juga terpikir untuk menyerahkan diri. ”Tapi istri saya bilang jangan. Kalau saya dipenjara, anak istri mau makan apa. Apalagi anak saya masih kecil,” kata dia. Ia juga mengaku hanya berada di rumah. 

Namun pengakuan Fery dibantah oleh Kasatreskrim Polresta Bandarlampung Kompol Dery Agung Wijaya. Menurtu Dery, saat ditangkap, Fery sedang bersama rekannya.

Labels:

Posting Komentar

[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget