Melalui kuasa hukumnya, Zulheri Sinaga, mengatakan bahwa keluarga kliennya melihat ada kejanggalan dalam kematian Rawi.
“Sampai sekarang keluarganya belum bisa terima atas perlakukan polisi yang menembak mati Rawi. Keluarga juga melihat ada yang janggal di sana,” kata Zulheri.
Menurut Zulheri, tindakan yang dilakukan polisi menembak mati Rawi adalah melanggar hak-hak kemanusiaan.
Apalagi dari foto-foto yang didapat dan beredar di internet, Rawi itu sudah digari.
“Bagaimana orang yang sudah digari, melakukan perlawanan. Katanya menggunakan pisau. Inikan menjadi tanda tanya besar.
“Mudah-mudahan, Kapolri tidak mentolerir tindakan kepolisian seperti ini. Patut diduga menurut hemat kami, ini tindakan pembunuhan. Bagaimana bisa seorang digari melakukan perlawanan. Ini logika kami sudah jungkir balik," kata dia.
Atas hal itu, Zulheri berencana menyurati Komnas HAM terkait kejanggalan kematian Rawi ini. "Sangat kami sayangkan ini. Kami akan buat pengaduan ke Komnas HAM.”
“Apakah ini sudah sesuai prosedur hukum atau tidak. Menurut hemat kami, untuk menegakkan hukum, tidak boleh melanggar hukum. Apakah memang harus dieksekusi mati kalau dia memang betul seorang pelakunya.?”
“Kalau memang seperti itu, bubarkan saja pengadilan. Cukup polisi saja untuk menegakkan hukum. Tak perlu ada jaksa dan hakim kalau gitu," ujar dia.
Sejatinya, lanjut dia, seluruh pihak dari penegak hukum, harus mengedepankan azas praduga tak bersalah. "Kita akan melakukan gugatan atas seizin keluarganya. Kalau tidak izin, tak mungkin saya terlalu jauh melangkah," ujar dia.
Kepada Komnas HAM nanti setelah disurati, dia meminta agar melakukan investigasi atas tindakan kepolisan tersebut. "Data yang kami dapat, dieksekusi di Jalan Mojopahit," ujar dia.
Menurut dia, keluarga Rawi tidak terima atas kematiannya yang diduga telah dibunuh pihak kepolisian. "Negara pun harus protes karena tidak berprikemanusiaan. Malamnya saya jumpa, celana yang diipakainya sampai mati itu, ketemu dengan saya jumpa di Kantor Persada Hindu," tandas dia.
Sementara, Dir Reskrimum Polda Sumut, Kombes Nurfallah enggan menanggapi soal kematian Rawi yang diduga telah dibunuh oleh petugas.
"Jadi gini, karena semua sudah dilimpahkan ke Polrestabes Medan, jadi konfirmasi satu pintu ke Kapolrestabes Medan. Jadi jangan saya sampai memberikan statement tidak sama dengan Kapolrestabes Medan. Ini sudah perintah Kapolda. Itu tadi serahterima dari Polda Jambi dan dilakukan pemeriksaan," tandas Fallah.
Baca
Juga:
- Perkuat Bukti Dugaan "Rizieq Hina Pancasila", Polisi butuh 3 Saksi lagi
- Kritik Pedas Ruhut Sitompul Terhadap Tweet SBY
- Ekspresi dan Reaksi Siwaji Raja Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia yang Bunuh Kuna
- Gadis SMA Situbondo Diperkosa Beramai Ramai Selama Dua Hari Oleh 9 Orang dan Disyuting Video
- Dalang Pembunuhan Kuna Diboyong Polda Jambi Pagi Tadi ke Medan dalam Kondisi Diborgol
- Ngeri, Anak SMP Ngebut Kendarai Ninja 250 Nabrak Hingga Motor Terbelah Dua
- HEBOH , Pria ini Bugil di ...
- Gemetar Lihat Polisi, Buruh Bangunan Buang Dompet Berisi Narkoba
- Pembawa Bendera RI Bertuliskan Arab Ditangkap, FPI Sebut itu Bukan Anggotanya
- Perempuan Ini Menangis Histeris usai Polisi Tembak Mati Rawi yang Disebut Membunuh Pengusaha Kuna
Posting Komentar