Info worlcup 2022 Berita Terkini situs 100% cepmek|sbobet|on88id

Slide

Landscape

PDIP : Kapolri Pecat Kapolres Tanjungbalai

Tanjungbalai (Agen judi online) - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Masinton Pasaribu mengungkapkan kalau Kapolres Tanjungbalai tidak mampu, kita minta Kapolri segera mengganti, karena benih-benih intoleransi tidak boleh ditolerir, tidak boleh dibiarkan.

“Kapolres harus diganti, ujar Anggota Komisi III DPR RI, Masinton Pasaribu, Minggu (31/7/2016).

Kata Masinton, karakter masyarakat Sumut sesungguhnya sangat menghargai kemajemukan. Kepolisian, seharusnya mampu menjaga pluralitas disana.

“Kemajemukan itu harus menjadi syarat utama dalam penegakan Kamtibmas dan penegakan hukum kita,” jelas Masinton.



Sebelumnya, Sementara Indoneia Police Watch (IPW) menyebutkan penyebabkan karena Polres Tanjungbalai kurang tanggap dengan situasi keamanan.

“Tanjungbalai sendiri kata dia, tergolong sebagai daerah rawan konflik. Hal ini terjadi akibat kurang pedulinya jajaran aparat keamanan terhadap situasi sosial, bahkan cenderung berkolusi dengan pihak tertentu dan membiarkan berkembangnya mafioso di daerahnya, ujar Neta S Pane.

Pada 27 Mei 1998 warga keturunan Cina menjadi korban amuk massa. Kerusuhan SARA pun meletus di kota itu pada 28 Mei 1998. Ratusan rumah, toko, dan mobil di kota itu dihancurkan serta dibakar warga.

Neta juga bercerita, jauh sebelumnya, 3 Maret 1946 Tanjung Balai, Asahan juga pernah dilanda amuk massa. Puluhan orang tewas. Korbannya adalah keluarga Kesultanan Asahan dan warga keturunan Cina.

Kerusuhan di Tanjungbalai kemudian menjalar tanpa kendali ke berbagai daerah di Sumatera Utara, bahkan hingga ke Tanjungpura, Langkat.



Sejarah panjang amuk massa ini harus jadi pembelajaran Polri. “Artinya, jajaran kepolisian harus memiliki kepedulian yang tinggi dan jangan membiarkan aksi mafioso berkembang, sehingga warga tidak tertekan dan nekat melakukan amuk massa berbau SARA, seperti yang terjadi di Tanjungbalai,” pungkasnya.

Selain kenderaan roda empat dan roda dua, berikut daftar rumah ibadah dan panti sosial yang menjadi korban amuk warga:
  1. Vihara Tri Ratna di Jalan Asahan, Kelurahan Indra Sakti, Kecamatan Tanjung Balai Selatan.
    2. Vihara Avalokitesvara di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Indra Sakti, Kecamatan Tanjung Balai Selatan.
    3. Kelenteng Dewi Samudra di Jalan Asahan, Kelurahan Indra Sakti, Kecamatan Tanjung Balai Selatan.
    4. Kelenteng Ong Ya Kong di Jalan Asahan, Kelurahan Indra Sakti, Kecamatan Tanjung Balai Selatan.
    5. Kelenteng Tua Pek Kong di Jalan Asahan, Kelurahan Indra Sakti, Kecamatan Tanjung Balai Selatan.
    6. Kelenteng Tiau Hau Biao di Jalan Asahan, Kelurahan Indra Sakti, Kecamatan Tanjung Balai Selatan.
    7. Kelenteng Depan Kantor Pengadaian di Jalan Sudirman, Kelurahan Perwira, Kecamatan Tanjung Balai Selatan.
    8. Kelenteng di Jalan MT Haryono, Kelurahan Perwira, Kecamatan Tanjung Balai Selatan.
    9. Kelenteng Huat Cu Keng di Jalan Juanda, Kelurahan TB Kota I, Kecamatan Tanjung Balai Selatan.
    10. Kelenteng di Jalan Juanda, Kelurahan TB Kota I, Kecamatan Tanjung Balai Selatan.
    11. Yayasan Sosial di Jalan Mesjid, Kelurahan Indra Sakti, Kecamatan Tanjung Balai Selatan.

Labels:

Posting Komentar

[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget