Agen judi online
Kepada Yth
Bapak Presiden RI Ir. H Joko Widodo Presiden Joko Widodo
Bapak Kapolri Tito karnavian Kapolri Tito Karnavian
Di tempat.
Salam sejahtera,
Tanpa mengurangi rasa hormat, saya Erwin Wie Saya sebagai WNI dan tentunya juga sebagai bagian dari putra daerah asli Kota Medan , mewakili "JERITAN MASYARAKAT MEDAN “
Fenomena begal motor di wilayah Medan & Sekitarnya meresahkan masyarakat. Pelaku begal tak sekadar merampas paksa motor korbannya tetapi juga melukai. Mereka menggunakan senjata tajam bahkan pistol untuk membacok dan menembak korban.
Ironisnya, dari hasil razia polisi, sebagian besar pelaku adalah pelajar atau masih dalam usia pelajar. Masyarakat gusar terhadap aksi begal ini. Publik merasa aparat hukum absen saat begal membacok, menembak, dan merampas motor.
Ketika kekesalan masyarakat sudah sampai ubun-ubun, jalan pintas mereka ambil. Main hakim sendiri.
Masyarakat mengirim pesan tegas ke para begal dan penegak hukum. Pertama, bagi para begal, tewas dipukuli hingga dibakar adalah ganjarannya kalau tertangkap basah. Masyarakat enggan menunggu aparat memproses begal dengan hukum yang berlaku.
Pesan selanjutnya kepada polisi. Masyarakat yang melakukan main hakim sendiri adalah cerminan kinerja polisi yang merosot. Ke mana para aparat yang semboyannya "Untuk Melindungi dan Melayani" publik itu?
Pak Presiden RI Ir. H Joko Widodo & Pak Kapolri Tito karnavian, kami Sebagai masyarakat kota medan meminta Tolong, agar kasus pembegalan tidak terjadi lagi di kemudian hari, hampir setiap hari kami mendengar dan melihat korban berjatuhan.
Obsesi Pemerintah menjadikan Danau toba Sebagai MONACO OF ASIA itu hanya MIMPI & tidak akan pernah terwujud.
jika kota Medan, yang sebagai gerbang utama menuju ke Danau Toba masih rawan tindakan kejahatan pembegalan dan perampokan.
Demikian Surat ini saya Sampaikan
Medan, 5 September 2016
Jeritan masyarakat kota Medan
Bapak Kapolri Tito karnavian Kapolri Tito Karnavian
Di tempat.
Salam sejahtera,
Tanpa mengurangi rasa hormat, saya Erwin Wie Saya sebagai WNI dan tentunya juga sebagai bagian dari putra daerah asli Kota Medan , mewakili "JERITAN MASYARAKAT MEDAN “
Fenomena begal motor di wilayah Medan & Sekitarnya meresahkan masyarakat. Pelaku begal tak sekadar merampas paksa motor korbannya tetapi juga melukai. Mereka menggunakan senjata tajam bahkan pistol untuk membacok dan menembak korban.
Ironisnya, dari hasil razia polisi, sebagian besar pelaku adalah pelajar atau masih dalam usia pelajar. Masyarakat gusar terhadap aksi begal ini. Publik merasa aparat hukum absen saat begal membacok, menembak, dan merampas motor.
Ketika kekesalan masyarakat sudah sampai ubun-ubun, jalan pintas mereka ambil. Main hakim sendiri.
Masyarakat mengirim pesan tegas ke para begal dan penegak hukum. Pertama, bagi para begal, tewas dipukuli hingga dibakar adalah ganjarannya kalau tertangkap basah. Masyarakat enggan menunggu aparat memproses begal dengan hukum yang berlaku.
Pesan selanjutnya kepada polisi. Masyarakat yang melakukan main hakim sendiri adalah cerminan kinerja polisi yang merosot. Ke mana para aparat yang semboyannya "Untuk Melindungi dan Melayani" publik itu?
Pak Presiden RI Ir. H Joko Widodo & Pak Kapolri Tito karnavian, kami Sebagai masyarakat kota medan meminta Tolong, agar kasus pembegalan tidak terjadi lagi di kemudian hari, hampir setiap hari kami mendengar dan melihat korban berjatuhan.
Obsesi Pemerintah menjadikan Danau toba Sebagai MONACO OF ASIA itu hanya MIMPI & tidak akan pernah terwujud.
jika kota Medan, yang sebagai gerbang utama menuju ke Danau Toba masih rawan tindakan kejahatan pembegalan dan perampokan.
Demikian Surat ini saya Sampaikan
Medan, 5 September 2016
Jeritan masyarakat kota Medan
Posting Komentar