”Hal itu (tembak mati, Red) berlaku nasional. Mereka (bandar narkoba) terbukti melakukan pembodohan terhadap negara kita,” tegas Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin ketika memberikan penghargaan kepada sembilan polisi di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (19/1).
Jenderal bintang dua tersebut menyatakan, Jawa Timur berada di peringkat lima teratas pengguna narkoba. Sementara itu, Kota Pahlawan adalah salah satu kota besar yang menjadi target peredaran narkotika. Bahkan, bisa jadi, Surabaya merupakan gerbang awal masuknya narkoba untuk disebar ke beberapa wilayah lain di Indonesia Timur. ”Di Kalimantan, narkoba lewat Surabaya lebih dulu. Ada hal itu pas saya di Banjarmasin,” katanya. Machfud mengetahui hal tersebut karena sebelumnya pernah menjabat Kapolda Kalimantan Selatan.
Cara pengiriman narkoba itu beraneka macam. Ada yang lewat darat, laut, maupun udara. Karena itu, dia memacu anak buahnya agar terus bekerja keras memerangi para pelaku yang sengaja merusak generasi penerus. Termasuk oknum-oknum yang mendukung peredaran narkoba.
Dia menekankan, siapa pun yang terbukti menghalang-halangi kerja polisi dalam memberantas narkoba bisa ditindak. Termasuk manajemen tempat hiburan yang sering membebaskan peredaran narkoba. ”Kalau terbukti mengedarkan atau jadi bandar, sikat saja!” perintah Kapolda yang juga arek Ketintang tersebut.
Dia mengingatkan, sebagai penegak hukum, polisi harus tetap lurus. Korps seragam cokelat yang berkecimpung memberantas narkoba itu wajib konsisten. Mereka tidak boleh ikut terjerumus ke jurang yang sama. ”Polisi wajib memerangi narkoba, tapi tidak mencobanya,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Machfud memberikan penghargaan kepada sembilan personel Satreskoba Polrestabes Surabaya. Berkat kerja keras mereka, sindikat narkoba yang menjadikan apartemen sebagai safe house dapat dibongkar. Bahkan, kaki salah seorang di antaranya terpaksa ditembak lantaran berusaha melawan polisi.
Sembilan polisi yang mendapat apresiasi tersebut adalah AKBP Roni Faisal S. Faton, Kompol Anton Prasetyo, AKP Suhartono, Aiptu M. Afendi, Bripka M. Perdana Kusuma, Bripka Edi Kutono, Brigadir Rangga Pinileh Sukartono, Brigadir Firdaus Alam Hudi, dan Bripda Martha Kurnia Prapis Nindiyah. ”Polrestabes Surabaya harus proaktif meningkatkan performa. Terus dipacu, jangan berhenti sampai di sini,” pesannya.
Baca Juga
- Jawaban Panglima TNI, Apakah FPI Ormas Anti Pancasila?
- Diciduk Densus 88. Dua Terduga Teroris Asal Solo Ini akan Ledakan Bom di Bali Saat Malam Tahun Baru
- Ketua FPI Tebar Ancaman di Depan Wakil Wali Kota
- Pengusaha Airsoftgun Tewas Ditembak, Penyebabnya...
- Gara-gara 'Sini Tak Masukin' kepada Seorang Cewek, 6 PriaHajar Customer Service
Posting Komentar